Jumat, 17 Juni 2016

“BukBer”PT Elpa Primandiri di Warnai Pelecehan pada Wartawan



Garut,PT Elpa Primandiri Menggelar Acara “Bukber”dan memberikan santunan kepada sejumlah anak yatim,.acara tersebut di laksanakan di lantai dua pasar yang baru selesai di bangun tepat di Kecamatan Limbangan Kabupaten Garut,Jumat (17/6/2016)

"Menurut Direktur PT Elpa Primandiri ,Elpa mengatakan ,”dengan di adakannya pertemuan antara PT Elpa dan masyarakat,elpa bertujuan selain untuk menjalin silaturahmi Elpa memberikan santunan kepada sejumlah anak yatim  yang berada di wilayah sekitar kecamatan Limbangan ,Elpa berharap atas pertemuannya semoga hubungan tali silaturahmi dengan Masyarakat sekitar terlebih kepada pemerintah kabupaten Garut  menuju ke arah yang positif.singkanya..

 Dalam kesempatan acara "bukeber" itu,hadir Bupati Garut ,Rudy Gunawan dengan di damping Wakil Bupati,Dr Helmy dan jajaran nya dari unsure pemerintahan kabupaten Garut,selain itu muspida dan muspika pun turut hadir pada acara tersebut.

"Berlangsungnya acara “Bukber”berjalan lancar,namun berakhirnya acara di sinyalir adanya kekecewaan ,hal kecewa itu di rasakan para wartawan kerena ada salah seorang ustad tengah melecehkan melalui Da’wahnya,yang katanya “wartawan mah  tara ka masjid”( wartawan tidak pernah masuk mesjid}.kata Ustad di da'wahnya.



Akibat ucapannya saat memberikan sambutan pada acara buka bersama anak yatim di Pasar Limbangan Garut pimpinan Pondok Pesantren Al-Ghoniah, Jujun Junaedi terancam dilaporkan ke Polisi. Dalam sambutannya Jujun menyamakan Wartawan dengan, copet dan para penggunjing yang selalau ada di pasar.

Saat sambutan Jujun menyebutkan ada dua tempat yang baik dan yang buruk. Tempat yang baik adalah masjid sementara tempat yang paling buruk adalah pasar.
Ia mengatakan, ulama dan santri yang mau solat adanya di mana? Pasti di masjid. Sementara copet, tukang tipu, wartawan adanya di mana? Pasti di pasar.

Mendengar perkataan seperti itu, sejumlah wartawan yang mendapatkan undangan dari panitia penyelenggara langsung ke luar ruangan. Bahkan berencana akan melaporkan Jujun kepada pihak yang berwenang atas pencemaran nama baik profesi wartawan.

"Dengan adanya ucapan seorang ustad seperti itu,jelas para wartawan yang mendengar pada saat itu merasa kecewa sekali karena dengan kata kata yang di ucapkan oleh ustad sama sekali tidak benar,maka akibatnya pada saat itu membuat para watartawan saat itu terlihat geram penuh kekecewaan.

."Menurut Ketua Badan Pimpinan Cabang (BPC) Himpunan Insan Pers seluruh Indonesia (HIPSI) Kabupaten Garut,Ugan Sugandhi,mengatakan,"bahwa ucapan seperti itu harus di tarik kembali , kerena hal itu sangat melecehkan terhadap seluruh insane pers yang ada di dunia ini,apalagi kata kata yang di sampaikan ustad terlebih ironisnya di aminin oleh ratusan warga masyarakat dan anak anak yatim,maka sangat khawatir,hal  itu memberikan suatu didikan negatif terhadap anak anak.

"Ugan menambahkan”Kami tidak terima ,dan kami beragama islam serta selalu patuh pada perintah Allah,selain  sholat 5 waktu yang wajib, segala apapun atas perintahnya allah Swt senantiasa di patuhi,tp kenapa baru kali ini ada seorang ustad mengatakan bahwa wartawan tidak pernah masuk ke mesjid kemudian di ungkapkannya di hadapan muka umum tentu hal itu sungguh keterlaluan. Keluhnya. Jumat (17/6/2016) usai akhir acara di Limbangan Garut.**



Tidak ada komentar:

Posting Komentar