Anak
jalanan dan Gepeng di Kabupaten Garut terlihat berkembang banyak dan menjamur.
Tidak sedikit keberadaan mereka cukup meresahkan masyarakat yang berada
di Garut Kota khususnya. Badan Narkotika Nasional (BNN) Kabupaten Garut
bekerjasama dengan Polres Garut dan Satpol PP, gelar razia Anak jalanan
(Anjal), Gelandangan dan Pengemis (Gepeng) yang kerap mangkal di pusat
perkotaan Kabupaten Garut.
“Razia
ini dilakukan di beberapa titik yang rentan menjadi peredaran dan penyalah
gunaan narkoba,” ucap Kepala BNN Garut, Drs Anas Saepudin, saat ditemui
sejumlah awak media, hari kamis (31/03/2016).
Lebih jauh lagi
Anas menyebutkan, hasil razia cipta kondisi dan bersinar kali ini, sedikitnya
29 Gepeng dan Anjal terjaring dan di gelandang ke Kantor Badan Narkotika
Nasional di Jalan Patriot.”
Kami amankan untuk sementara dan juga menjalani
test urine, apakah ada yang menggunakan narkoba atau tidak, ” ujarnya.
Setelah
dilaksanakan test urine, para Anak jalanan dan Gepeng akan diserahkan langsung
ke Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Garut, untuk diberikan
pembinaan.Terkait dengan hasil test urine, pihaknya akan mengumumkan hasilnya
dalam waktu dekat ini.
“Jika
nanti ada yang benar-benar positif menggunakan narkoba, pihaknya akan
menyerahkan pada pihak Kepolisian Resort Garut, ” katanya.
Diakuinya,
kegiatan razia ini sebagai langkah dalam menekan peredaran dan penyalahgunaan
Narkoba di Kabupaten Garut. “Anjal dan Gepeng merupakan salah satu sasaran
dalam peredaran dan penyalahgunaan narkoba,” paparnya.
Ditempat
bersamaan, Kasi Trantrib Satpol PP Garut, H Mimin mengatakan, ada delapan
lokasi yang menjadi target razia. “Diantaranya Bunderan Tarogong Kaler,
Terminal Guntur, Jalan Ahmad Yani dan Perempatan Maktal,” pungkasnya.
Salah
satu warga, Alpin Komarudin yang berada disana saat itu, prihatin dengan
maraknya Anjal maupun Gepeng. Menurutnya, ini harus terus dilakukan demi
ketertiban dan kenyamanan Warga Garut. “Jangan sampai berhenti disini karena
ini menyangkut citra Kabupaten Garut juga yang sudah dikenal dengan kota
santrinya dan banyak ulamanya. Bupati harus punya keberanian bersama-sama
merangkul semua kalangan untuk menyelesaikan masalah ini,” jelasnya. Agus
koti/Indra
Tidak ada komentar:
Posting Komentar